web analytics

Kenali Tentang “Risha” Sebagai Rumah Layak Huni dengan Teknologi Berkualitas dan Tahan Gempa

Risha (Rumah Instan Sederhana Sehat) merupakan salah satu program yang dikeluarkan oleh Badan Litbang Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Risha tergolong jenis rumah layak huni yang pembangunanya didasarkan pada modul. Latar belakang terbentuknya Risha adalah harga rumah yang semakin meningkat tiap tahunnya sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi pemuda Indonesia. Tapi ada beberapa kelemahan rumah Risha yang harus diperhatikan.

  • Program rumah Risha yang mengacu berdasarkan ukuran modular menyebabkan ukuran denah sangat kaku. Mengapa demikian? Karena modular mengacu pada kelipatan ukuran 3.000 meter dan 1,5 meter. Sehingga jika ada masyarakat yang memiliki ukuran diluar standar tersebut, maka proses pembangunanya agak repot dan membutuhkan waktu yang lama.
  • Bila program rumah Risha dibangun berdasarkan jumlah satuan, harganya akan lebih mahal. Hal tersebut dikarenakan masyarakat harus berinvestasi pada cetakan yang sudah ditentukan sebelumnya. Oleh sebab itu disarankan pembangunan dilaksanakan minimal 500 unit untuk tipe 21. Angka tersebut baru bisa mencapai standar nilai BEP.

Keunggulan Rumah Risha

Setelah mengetahui kelemahan rumah Risha, Anda juga perlu memahami tentang berbagai keunggulan yang dimiliki oleh program tersebut seperti yang akan dijelaskan secara lengkap dibawah ini.

  • Risha merupakan rumah yang mengusung konsep Knock Down, sehingga dalam pembangunannya tidak memerlukan semen dan bata. Pembangunan Risha dilakukan dengan menggabungkan panel beton dan baut. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan Risha memiliki sifat yang fleksibel dan efisien dalam konsumsi bahan bangunan.
  • Risha sudah berhasil memiliki 67 aplikator dan pernah diterapkan sebanyak lebih dari 10.000 unit pembangunan rumah di Aceh pasca terjadinya Tsunami.
  • Teknologi yang diusung Risha memiliki kemudahan dalam hal penjaminan mutu karena dapat terkonsentrasi pada proses produksinya.
  • Program Risha dapat membuka lapangan kerja baru bagi pengangguran di Indonesia baik dalam sektor industri komponen bahan bangunan serta UKM.
  • Bangunan rumah sengaja didesain tahan gempa
  • Bangunan rumah dapat diarahkan secara vertikal dan horizontal hingga dua lantai tanpa perlu merubah bagian bawahnya.
  • Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan cukup 3 orang dengan waktu pengerjaan yang relatif cepat. Teknologi tersebut tentu saja mendorong produktivitas kerja

Prinsip Kerja Rumah Risha 

Risha dibangun pada dua tempat yaitu installing di site dan industri komponen. Kedua tempat tersebut dirancang secara paralel, maksudnya waktu pembuatan lahan disesuaikan dengan pembangunan infrastruktur serta pematangan lahan. Ketika komponen sudah siap dan lokasi sudah matang maka komponen bisa dirakit di site.

Produk Risha telah banyak digunakan untuk melakukan pembangunan kembali pada permukiman pasca bencana misalnya saat terjadi bencana Nias dan Tsunami di Aceh. Produk Risha juga sudah banyak mendapatkan respon baik oleh masyarakat dan telah berhasil menerbitkan buku sebanyak 4000 eksemplar secara nasional yang dibantu oleh penerbit Griya Kreasi.

Respon dari pengguna produk ini sangat baik dan banyak diminati dalam pembangunan villa karena konsepnya dinilai unik. Masyarakat yang berpenghasilan rendah sebenarnya banyak yang berminat untuk menerapkan Risha, tetapi terkendala dalam hal sistem pembiayaan. Sedangkan sistem pembiayaan tersebut sangat dibutuhkan untuk memfasilitasi kemampuan masyarakat.

Nah demikian penjelasan lengkap mengenai kelemahan rumah Risha, keunggulan serta prinsip kerja yang dilakukan. Bagi Anda yang ingin mengetahui informasi lebih detail, silahkan kunjungi alamat website bandungbondowoso.id. Web tersebut berisi informasi tentang aplikator atau kontraktor bangunan Risha di Kota Yogyakarta. Pelayanan Risha tersebut dapat menjangkau di seluruh wilayah DIY dan sekitarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You might also like
× Whatsapp sekarang juga